I wanna cry, but.... I don't know
why.
I should not cry, because I am not a poor person.
Prinsip hidup adalah bisnis adalah bisnis, pribadi ya pribadi.
tapi kalau kondisi lagi begini mana bisa prinsip itu teguh. Waktu itu ada
sebuah usaha kecil yang aq jalani, mereka hanya melihat uang-uang-dan uang saja
yang ada di tangan ini. Uang masuk terus, tapi untung tak seberapa. Sedikit yang
mengutang, tak sampai 7 orang. Tapi ada sekitar 3 nama yang tak banyar dalam
jumlah cukup besar.
Uang bulanan
jika dibilang cukup bahkan bisa lebih jika pola hidupku seperti ini, makan
hanya sehari sekali, nyuci tidak di laundry seperti kebanyakan dari mereka,
uang bensin tak seberapa, uang PDAM dan listrik juga tidak banyak, bahkan tak
sampai 100ribu. Paling tidak aq bisa menabung 10 hingga 20% dari uang bulanan
itu. Tapi kenyataannya sekarang, uang bulanan q minus, atau masih dalam status
UTANG. Sungguh miris. Hanya berharap tak ada orang luar yang tahu keadaan ini. Mata
mereka hanya memandang aq adalah orang yang berekonomi di atas.
Uang bulanan
itu semuanya untuk menutupi utang-utang mereka, bahkan hampir 2x lipat dari
uang bulan yang q terima. Jika mereka tidak banyar dan usaha tidak ada uang
lagi, bisa-bisa usaha itu mati dan aq ga bisa dapat untung apa-apa lagi.
Hampir setiap
malam aq tak makan, ketika lapar hanya tidurlah yang bisa dilakukan. Tapi seharusnya
aq tetap bersyukur, karna masih bisa hidup. Aq sangat ingat tentang kutipan “Kita
tidak makan sekali paling hanya merasa kelaparan, tapi kalau kaum papah tidak
makan sekali saja mungkin hidupnya akan berakhir”
J