Sunday, April 1, 2012

Rosario


Sudah sebulan lebih aq tak menyapa Engkau, mengunjungi rumahMu di hari Minggu, sebagaimana semestinya umat Kristiani. Sempat dulu aq ingin mencoba menghiraukanMu, menganggap aq aq dan Kau Kau. Sudah cukup. Tapi aq tak sanggup. Karna Kau lah empunya hidupku. Mulai saat itu juga aq berniat untuk setiap pagi agar selalu menyapa Kau dan meminta izin tuk memulai hariku, sama juga pada malam hari aq meminta izin untuk mengakhiri hariku. Namun tak sampai seminggu, aq melupakan itu semua. Tepat hari ini, minggu, pagi hari aq berdoa Rosario. Tanpa tujuan yg jelas. Aq teringat akan kehidupan rohani q di SMA dulu. Setiap saat berdoa, sebelum makan, sebelum sekolah, sebelum belajar, sesudah belajar, dan sebelum tidur. Dalam kapel Mu yang sunyi dan tenang, aq berdoa. Secara berkelompok pun aq berdoa Rosario setiap bulan Mei dan Oktober atau bulan-bulan lainnya.
Hanya sekali kurasakan keintiman hidup dengan Mu y Yesus. Waktu SMA itulah. Sekarang? Bahkan aq sempat berfikir (sungguh miris dan menyedihkan): tuk melepaskanMu, bukan berarti meninggalkannya. Aq tersadar itu adalah fikiran terbodoh yang ada dalam otakku. Saat kuliah ini, ada seorang Dosen yang begitu kukagumi. Beliau mengingatkanku padaMu, katanya:
“hidup ini tak lepas dari Yang Kuasa, Sang Khalik, ada suatu ketika engkau menghadapNya, Dia bertanya: semasa hidupmu, apa yang telah kau perbuat? Apa buah hasil dari otak pikiranmu?”
Saat itulah aq tersentak, selama ini otakku hanya berisi kotoran, kemunafikan dunia fana. Hati kecilku menangis, dan lemah tak berdaya. Semenjak saat itu pula aq berusaha tuk berontak dari masa lalu ku yang sudah mulai tenggelam terbawa arus dunia kotor. Dan sejak saat itu pula aq mulai lagi tuk takut pada Mu, y Bapa.
Engkaulah Pemilik Hidupku, terjadilah padaku menurut KehendakMu. Amin