Sudah sebulan
lebih aq tak menyapa Engkau, mengunjungi rumahMu di hari Minggu, sebagaimana
semestinya umat Kristiani. Sempat dulu aq ingin mencoba menghiraukanMu,
menganggap aq aq dan Kau Kau. Sudah cukup. Tapi aq tak sanggup. Karna Kau lah
empunya hidupku. Mulai saat itu juga aq berniat untuk setiap pagi agar selalu
menyapa Kau dan meminta izin tuk memulai hariku, sama juga pada malam hari aq
meminta izin untuk mengakhiri hariku. Namun tak sampai seminggu, aq melupakan
itu semua. Tepat hari ini, minggu, pagi hari aq berdoa Rosario. Tanpa tujuan yg
jelas. Aq teringat akan kehidupan rohani q di SMA dulu. Setiap saat berdoa,
sebelum makan, sebelum sekolah, sebelum belajar, sesudah belajar, dan sebelum
tidur. Dalam kapel Mu yang sunyi dan tenang, aq berdoa. Secara berkelompok pun
aq berdoa Rosario setiap bulan Mei dan Oktober atau bulan-bulan lainnya.
Hanya sekali
kurasakan keintiman hidup dengan Mu y Yesus. Waktu SMA itulah. Sekarang? Bahkan
aq sempat berfikir (sungguh miris dan menyedihkan): tuk melepaskanMu, bukan
berarti meninggalkannya. Aq tersadar itu adalah fikiran terbodoh yang ada dalam
otakku. Saat kuliah ini, ada seorang Dosen yang begitu kukagumi. Beliau mengingatkanku
padaMu, katanya:
“hidup
ini tak lepas dari Yang Kuasa, Sang Khalik, ada suatu ketika engkau
menghadapNya, Dia bertanya: semasa hidupmu, apa yang telah kau perbuat? Apa buah
hasil dari otak pikiranmu?”
Saat itulah
aq tersentak, selama ini otakku hanya berisi kotoran, kemunafikan dunia fana. Hati
kecilku menangis, dan lemah tak berdaya. Semenjak saat itu pula aq berusaha tuk
berontak dari masa lalu ku yang sudah mulai tenggelam terbawa arus dunia kotor.
Dan sejak saat itu pula aq mulai lagi tuk takut pada Mu, y Bapa.
Engkaulah
Pemilik Hidupku, terjadilah padaku menurut KehendakMu. Amin