Saturday, October 27, 2012

A Ko & A Me 7 (b)


Setelah hujanbadai, kini langit menjadi cerah penuh bintang. Malam itu sudah 3 batang diseruput A Ko. Dan gue ga terlalu peduli lah, toh resiko ditanggung sendiri.
Pintu depan rumah memang jarang terbuka, so kita lebih senang untuk membuka pintu belakang, yang depannya sebuah tembok. Teras kecil yang terdapat tempat cuci pirin dan mesin cuci di pojoknya menjadi salah satu tempat favorit kami berdua,
selain pastura di kandang.
“K... hmmmm,”
“Knapa? Kalo ngomong langsung aja, g usah sungkan”
“Hmmmm, susah ngomong nya”
“Ya udah jangan dipaksa”
“Hmmm, jangan ngerokok lagi. Hehe”
“Itu? Doang? Penting?”
“Haha. Haha. Dan haha, “ tawa gue ga karuan dan seperti mengeja kata Ha-Ha-Ha.
“Ada apa toh, Me???” suara berat yang juga diiringi bau rokok. Something yieks
“Ga,K. Gue minta tolong lo buatin kandang”
“Hahahaha, itu Me?” A Ko tertawa ngakak, sebetulnya bukan itu yang gue pengen bilang, tapi lebih dari itu, lebih dan lebih penting lagi.
“Iya, lo kagak perlu ketawa sekenceng itu juga kali K....” dan gue memasang muka seperti ini lagi à -__-“
“Ok Ok, sip lah, asal bahan-bahan nya ada, its no problem”
Malam pun semakin larut, gue tanpa sadar sudah membaringkan kepala di pundaknya. Tanpa sadar selama itu pula gue ikut hirup asap rokok A Ko. I hate that. Gue terbangun karena sentakan kecil dari bahunya, dan A Ko pamit pulang. Itulah akhir dari hari pertama gue ketemu A Ko setelah sekian lama tak jumpa.