Sudah bertahun-tahun tak tampak batang hidungnya. Ingatan ini hanya
samar-samar belaka. Sesekali mengingat wajahnya saat terakhir berjumpa. Tentu ia
sudah berubah, mungkin tambah kurus atau gemuk, atau tidak memakai kaca mata
lagi, atau style bajunya berubah. Dulu hanya sempat bersama selama 1 tahun, dan
berpisah. Entah kapan terakhir bertemu, tak ingat lagi.
Yang ku ingat saat itu, ia senang mengenakan celana pendek, dan kacamata
berbingkai logam (yang jaman dulu lah). Jalan-jalan pun, entah kemana (ke
pasar, ke mall, ke warung), kebanyakan memakai celana pendek. Tapi hingga
sekarang kami masih berkomunikasi. Terkadang ada sedikit pertengkaran,
tapi
selalu berhenti salah satu mengalah dan stop untuk berkomunikasi beberapa
waktu. Sebulan, atau 2 atau 4 bulan berikutnya, salah satu dari kami memulai
dengan mengirim pesan singkat. Seiring waktu berjalan, aku telah berfikir
terbuka. Mungkin selama itu aku belum rela untuk berpisah, karna sedkit sekali
orang yang bisa cocok dengan ku, termasuk ia. Namun sekarang perasaan itu telah
terbuka dan merelakan ia untuk menjalani kehidupannya sendiri. Walau terkadang
ada rasa rindu, dan hanya samar-samar ku menghayal wajahnya, seakan ia ada di
sisi ku.
Salah satu sifatku yang selalu dekat dengan orang diakhir pertemuan,
terkadang membuatku menyesal sendiri. Hal ini juga terjadi dihubungan kami. Kami
dekat saat ia ingin pergi, melanjutkan studinya di kota lain. Ada penyesalan
dalam diriku, tapi apa daya memang begitulah perjodohan kami.
Dapat dikatakan ia orangnya tertutup, meski aku dapat menguak jati diri nya
perlahan-lahan. Hal ini terjadi ketika bercakap dalam pesan singkat (SMS). Jarang
sekali terjadi obrolan yang dekat saat kami bertatap muka dulu, bahkan berduaan
saja sangat jarang. Toh dulu gue belom sadar. Hihihi. Tapi yang kuketahui dan
yakini, ia memiliki pemikiran yang maju, tenang, sabar, dewasa, waspada,
sederhana, jujur, dan yang paling penting ia seorang yang setia. Bisa disebut
ia seorang kakak yang bijaksana dan penyayang (maybe). Walau terkadang ia tega
mengerjaiku, dan “menganiaya”, paling hanya untuk hiburan belaka. Tapi aku
anggap itu hanya bercanda. Toh aku dapat merasakan kasih sayangnya, meski ia
tak pernah mengungkapkan dengan kata-kata, tapi dari sikapnya dapat dibaca.
Itulah salah satu orang yang kukenang dalam hidup ini, semoga kita dapat
bertemu kembali di hari esok ;)