Simpel. Cukup, tak lebih dan
tak kurang. Sebuah sifat yang baik. karna jika dibilang indah terlalu
berlebihan untuk sebuah kata “Sederhana”.
Sifat ini perlu ditanamkan pada tiap manusia (jika
bisa). Tapi banyak sekali para orang tua yang tidak menanamkan pada anak-anak
mereka, bahkan mereka sendiri tidak memiliki sifat ini.
Kebanyakan orang ingin
hidup mewah, dan serba elit. Alasannya hanya 1 bagi saya, yaitu gengsi. Apa sih
yang perlu digengsikan di dunia ini asalkan hal tersebut tidak merendahkan
(harga) diri kita, betul tidak?
Ada seorang tokoh agama yang sangat saya kagumi,
Master Cheng Yen, seorang tokoh Budha, namun ia bersifat universal. Seperti para
bikku dan biksu lainnya, ia memakan jubah sederhana, ia selalu menebarkan benih
cinta kasih dan sifat-sifat apik lainnya. Tidak hanya itu, ada juga seorang
kolega bisnis saya (memang ia jauh lebih senior dari saya), ia tak tampak
seperti seorang pengusaha besar. Ada lagi, coba kita lirik Bob Sadino, kalau
tidak kenal dan berpapasan di jalan pasti kita tidak menyangka ia adalah
seorang pengusaha hebat. Selain itu salah satu calon gubernur DKI Jakarta saat
ini (bukan bermaksud kampanye), Jokowi. Jujur saya mengakui pernah berkata,
“Dari tampangnya ga ada muka seorang yang berada, apalagi berwibawa”. Tapi saya
juga mengakui beliau memiliki sifat rendah hati, dan Sederhana. Itulah sifat
yang diperlukan Seorang Pemimpin sekarang, bukan Pemimpin saja tapi juga
Soerang Entrepreneur dan Seorang Lainnya.
Dulu sempat saya bercita-cita menjadi seorang
pengusaha (hingga sekarang saya ingin), namun dalam penampilan saya ingin
memiliki “kostum” layaknya seorang masyarakat menengah saja, tidak glamour, dan
tidak compang-camping, ya yang simple dan sederhana saja. Yang penting tidak
ketahuan kalau saya seorang pemilik sebuah perusahaan, bahkan jika karyawan
saya tidak mengenal saya dan bertemu di jalan mereka tidak akan memahami saya
adalah bosnya.
Toh buat apa mewah-mewah, kalau bisa hidup dalam
kesederhanaan. Malah kita bisa lebih berhemat, tidak perlu membeli kasur dari benang emas lah, kalau toh sama-sama
untuk ditiduri fungsinya?