Sunday, September 30, 2012

Mesin Tetas Sederhana dari Styrofoam


Kali ini pengen punya ternak, minim-minim untuk hobi dulu dan paling ga bisa mengaplikasikan ilmu di kampus. Kebetulan ada praktikum pemeliharaan puyuh, dan itu tujuannya untuk pembibitan. Nama mata kuliahnya Pemuliaan Ternak, the killer one!
Telur puyuh dapat menetas dalam 17- 18 hari, berbeda dengan telur ayam yang 21 hari. Suhu ideal untuk pengeraman adalah 38-38,5 oC (tapi ada juga yang bilang 39,5oC). Ok, sekarang kita mulai cara pembuatan mesin tetasnya.
Semua bahan gratis! Alias ga ada pake beli-beli,
semuanya ada di rumah (kalo anak rumahan), tapi kalo anak kosan total cost ga sampe 50rb kok.
Alat-alat yang perlu:
1. Lampu, disarankan bohlam 5 watt (Harga sekitar 5rb), tapi gue pake lampu ulir ace (rada ga panas, tapi yang ada itu ya sudah)
2. Termometer (harganya 10rb, gue beli di apotek)
3. Stryrofoam ukurannya 35 x 30 x 30 cm, ato ukuran apa aja yang bisa dibentuk kotak, kalo ga beli aja stryrofoam buat mading (kagak ngerti ini harganya berapa)
4. Dudukan lampu, cari aja di gudang. Kalo lo kreatif buat aja dari kotak. Hehe
5. Kabel, cari aja di gudang ato di mana, pasti ada. panjangnya tergantung, kalo gue kagak sampe 1m, soalnya deket dengan stop kontak
6. Mangkok ato wadah, bisa dari buntut botol ato mineral cup di potong
7. Wadah untuk telur, ane pake dari kotak susu, ditengah nya dilubangin sebanyak telurnya
8. Termostat kalo mau aman (harga nya yang paling murah 27rb, tapi siapin aja duit 40rb, ato bisa pesen ke gue)
Cara pembuatan:
1. Pertama buat dulu kotak dari stryrofoam, kalo stryrofoam nya pake yang dari mading, disarankan pake kardus (untuk anak kos bisa pake kardus kertas) juga, biar resiko adanya celah sedikit. Stryrofoam diletakkan di dalam kardus.
2. Stryrofoam tadi direkatkan ke kardus, bisa pake lem ato selotip.
3. Kotak dibuat ventilasi kurang lebih ukurannya sebesar kotak korek api, dan lubang sebagai pintu untuk membalikkan telur, tentunya pintu ini harus ada penutupnya, kalo bisa dari stryrofoam juga.
4. Pasang lampu, terserah dimana mau di pasang. Lebih gampang didasar kotak, lebih bagus di dinding kotak bia panasnya merata.
5. Kabel dari lampu disambung ke termostat, trus ke steker (colokan listrik), tes dulu lampu nyala ato ga, kalo nyala lanjut ke step berikutnya
6. Wadah untuk telur diletakkan di posisi yang menurut ente dapet panas yang merata
7. Wadah untuk air diisi air dan terserah mau diletakkan dimana, yang penting bisa ada di dalam mesin. Hehehe. Air ini berguna untuk menjaga kelembaban udara di dalam
8. Termometer diletakkan di dalam mesin, bisa ditempel di dinding ato diletakkan begitu saja di tempat yang kosong
Sekarang cara penggunaan:
1. Sebelum dimasukkan telur, sebaiknya mesin dihidupkan terlebih dahulu selama sehari, dan dicek apakah suhunya stabil atau tidak.
2. Telur sebelum dimasukkan diberi tanda X dan O pada dua sisi yang berbeda. Dan diletakkan pada tempatnya dengan kemiringan 45o dengan bagian telur yang runcing di bawah, karena bagian yang tumpul terletak kantong udara dan kalo diletakkan pada bagian bawah, kantong itu bisa saja pecah
3. Hari pertama hingga kedua biarkan telur dengan posisi seperti itu dan ventilasi ditutup hingga hari ke-3.
a. Pada hari ke-3 sampe ke-14 telur dibalik, yang tadinya keliatan tanda O bisa dibalik hingga tanda X yang terlihat sekarang. Pembalikkan dilakukan 2 kali sehari , kalo di buku penuntun idealnya jam 7.00 dan 17.00, karena sering pulang malam bisa diganti pukul 19.00 dan 5.00. semakin sering dibalik semakin bagus, idealnya pembalikkan dilakukan sebanyak 4 kali sehari. Pembalikan telur ini bertujuan agar embrio yang terbentuk tidak menempel pada salah satu sisi saja.
b. Ada juga buku penuntun lain yang bilang pada hari ke-2 telur sudah bisa dibalik sampe hari ke-14. Pembalikan optimal setiap 4 jam sekali, tapi gue sekarang udah ubah dari jam 7 malem dengan 5 subuh jadi jam 6 sore, 10 malem, 2 subuh, dan 6 pagi.
4. Untuk hari ke-4 ventilasi dibuka ¼ bagian, hari ke-5 ½ bagian, harian ke-6 ¾ bagian, dan hari ke-7 hingga seterusnya ventilasi dibuka penuh
5. Peneropongan telur penting dilakukan untuk mengetahui apakah embrio terbentuk ato ga, untuk mengetahuinya bisa pake teropong sederhana dari senter (tapi kalo di puyuh, ane kurang tau caranya kan ada “batiknya” baca corak)--> baru dapet info, untuk peneropongan caranya seperti telur biasa, tapi ukuran diameter cahayanya lebih kecil dan lampu yang cocok watt-nya 75W. Kalo ada telur yang infertil ato fertil mati, bisa dikeluarkan dari mesin, biar gas amonia yang muncul ga ganggu “temen-temen”nya.
6. Hari ke-15 sampe ke-17 ato 18 telur sudah tidak dibalik dan akan muncul tanda-tanda telur mau menetas. Pada hari tersebut sebaiknya mesin dipantau terus.
7. Suhu tetap 38-38,5oC (ato 39,5oC). Kalo udah menetas suhu diturunkan 0,5 sampe 1o C
*. Catatan: jumlah telur menyesuaikan ukuran mesin, alat ini masih trial n error, saat tulisan dibuat, masih hari ke-2 pemakaian mesin digunakan.
Untuk gambar, sketsa, dan foto ditunggunya. Masih ada tugas lain yang menunggu :D