AsPiRin
Ini bukan obat, tapi singkatan AsPiRin (Asrama Putri
Rinjani). Memang terletak di Jalan Rinjani, tepatnya Rinjani 24. Tak tampak
seperti asrama, tapi lebih ke rumah kuno (fotonya nyusul). Di sanalah gue menghabiskan waktu 3
tahun untuk hidup. Banyak sekali kenangan yang tercipta.
Penghuninya ada sekitar 30 sampai 40an anak dengan 3-4
suster (ibu asrama). Terdapat kamar dengan 2 hingga 4 orang tiap kamarnya.di
sana juga ada karakter yang unik, mulai dari Si Monster (alias Kutu), Big Mama,
Macer (mami cerewet), Ketek 1, Ketek 2, Unyil, Makco, Tupet, “Babi” (maaf),
Keceng, Mak Lampir, Nenek Sihir, Kriwul, Si Tompel and the other (I’m not
remember clearly).
Tapi dibalik semua itu tidak semua memiliki kelebihan di akademik, malah
mereka menjadi Top and The Best di bidang Art, desain, music, poem, dan
lain-lain. Mereka unik.
Gue sendiri angkatan ke-3, memang masih baru waktu itu. Jumlah angkatan gue
sendiri sekitar 11 orang, tapi gugur ada 4an (maaf jika ada yang salah). Sekarang
dah pada mencar (jadi susah buat ketemu). Penghuni AsPiRin jadi tambah sedikit
aja.
Ini waktu perpisahan dengan para tetua (angk 1) |
Waktu awal-awal menu favorit gue di sana adalah bubur (buburnya putih, ga
kayak di sini, buburnya cokelat-kayaknya dikasih kuah deh). Tapi Cuma di tahun
pertama aja bisa menikmati itu menu, selanjutnya diisi dengan sarden, mie,
telor (kayaknya 1 butir bagi 3 orang), bihun, tahu tempe, buncis, kacang
panjang. Kangkung sudah jarang. Tapi ga papalah toh itu juga makanan, dan perlu
diingat kami makan 3 kali sehari, ga kayak sekarang Cuma makan sehari 2 kali
bahkan sekali doang. Sebenarnya bukan masalah itunya, ada sebuah rasa yang ga bakal diperoleh
hingga sekarang yaitu “kebersamaan”nya, “kekeluargaannya”. Inget banget dulu,
kalau pihak AsPiRin diundang dalam acara, pasti ada anak-anak yang ikut serta
dan mereka kalau pulang pasti bawa bekal. Walaupun sedikit, kami tetap berbagi.
Dulu kami juga religius, tiap hari (ga tau berapa kali) kami selalu berdoa,
sebelum dan sesudah makan dan belajar, mau tidur, bangun tidur. Gereja tiap
minggu (ada yang subuh, termasuk gue). Aduh ga kebayang, sekarang gue malah
gini, boro-boro mau doa, bangun aja kesiangan. Gereja? Sebulan sekali dah
bersyukur banget gue. Soalnya dulu itu ke gereja adalah kewajiban, kalau ga ke
gereja ga boleh jalan-jalan. Walaupun sedikit terpaksa, tapi paling ga gue
kecipratanlah dari mereka :P.
Selain itu kami (khususnya gue dan lain-lain yang seneng telat), sering
banget olahraga pagi sebelum ke sekolah. Alias telat. Ada dua checkpoint,
gerbang asrapa dan gerbang sekolah. Kalau gerbang asrama ga terlampau dengan
tepat waktu, ya tentunya gerbang sekolah juga kecil kemungkinan untuk terlampau.
Bingung mau cerita apa lagi, tunggu kelanjutannya.... J