Pikiran.
Ada yang simpel
dan ada yang rumit.
Ada yang terbuka
(open) dan ada yang tertutup (memendam).
Ada yang baik
dan ada yang jahat.
Pikiran sungguh
misterius, unik, dan rahasia.
Setiap pemikiran
merupakan ide unik dari setiap kepala yang berbeda. Tidak ada pemikiran yang
terburuk, karna semuanya itu unik dan berbeda.
Ya, “pikiran” juga
menjadi bagian terpenting dalam hidup q. Ayah dijemput hanya karna sebuah “pikiran”.
Orang terpintar yang pernah kukenal di dunia ini.
Sekilas tentang Ayah. Pendiam,
pintar, cerdas, santai, namun soliter. Walaupun soliter beliau memiliki beberapa
teman akrab yang begitu setia. Seorang insiyur teknik sipil, yang tak berijazah
(karna tak ingin membuang uang hanya buat selembar ijazah). Otaknya selalu
berputar tanpa pernah berhenti berpikir.
Namun ketika sebuah “pikiran”
masuk ke benak beliau, Ayah terserang penyakit. “pikiran” itu membuat Ayah
stress, konsumsi rokok meningkat, dan pembuluh darah tersumbat, dan berakhir
dengan stroke. Tangan kiri lumpuh setengah (baca: susah bergerak). Beliau pun
berhenti bekerja. Tak ingat pernah tinggal satu atap dengan beliau dalam waktu
yang lama (sebulan atau lebih). Namun setiap serpihan kenangan selalu ada dalam
bayangan otakku. Takkan pernah kulupakan!
Hidup itu memang unik. Itulah
yang kurasakan. Hanya bertemu dengan beliau beberapa kali saja dalam setahun
penuh, tak seperti anak lainnya yang tiap hari dapat memandang wajah dan
tersenyum pada Ayah.
Dan suatu saat malaikat
pun datang ‘tuk menjeput Ayah. Subuh hari saat masih memakai seragam putih
merah, tiba-tiba terdengar kabar yang mengejutkan. Aq telah lupa bagaimana
detailnya.
Mulai saat itu hingga
sekarang, keluarga q sangat berhati-hati dengan yang namanya “pikiran”. Mereka menganggap
“pikiran” itu jahat. “pikiran” itu pembunuh. “pikiran” itu musuh.
Tapi aq kurang setuju,
bukan “pikiran”lah yang membunuh, namun “sifat yang memilikinya”, dan bukanlah
pemiliknya.