“Me, ada tawaran bisnis baru,
ketemu yuk! Skalian makan malam”
Itu adalah sms yang kuterima saat setelah selesai ujian. Senyum pun muncul
dari hati yang dalam, the real smile J, langsung saja ku balas:
“OK! Dimana?”
“Ketemu di tempat biasa aja,
ntar dari sana baru cabut”
Perasaan jadi plong, stelah tau mungkin selama ini dia bersikap dingin
karena ada yang mengikutinya, jadi kurang bebas.
Setiba di tempat yang dijanjikan, aku melihat motornya. Seketika pula
tanganku ada yang memegang, sedikit terkejut. Tapi tangan itu adalah tangan
dia, memang tipe unpredictable. Haha
Di perjalanan sedikit diam, tapi ada beberapa percakapan yang terjadi:
“Me, mau makan dimana?”
“terserah lah, yang penting makan. Hehe”
“Makan di tempat biasa aja ya?”
“boleh”
Belum cukup ramai suasana tempat itu, maklum letaknya di pinggir jalan,
banyak sekali warung dengan berbagai menu yang ditawarkan.
“Mau makan apa, Me?”
“Bubur aja k”
“Ya udah, makan di sana aja, entar minta dianter aja buburnya”
“Dikau makan apa, K?”
“Ehmm, Soto aja deh. Mang, Soto 1, bubur yang disebelah 1 ya”
“Minumnya?”
Hampir serentak kami manjawab, “Capucino hangat 1”
Kami pun hanya
bisa tertawa saja dengan tingkah kami itu.
Ternyata ada
kantor baru yang ingin memesan komputer dalam jumlah banyak.
“Gimana, Me?”
“Ya, Ambil aja lah, toh kantornya udah setuju bakal bayar 80% di awal?”
“Iya, sih. Tapi masalahnya yang 20% lagi...?”
“Oh, emang kurang berapa? Kira-kira sekitar 10juta ya?”
“Hmm, kalo di tabungan ga ada uang
segitu. Di tabungan Ame juga ga nyampe segitu kan?”
“Iya, sih. Gini aja, gimana kalau nego
dulu dengan Toko nya? Toh kk ada langganan toko komputerkan, pasti A Su (Paman)
nya udah percayalah dengan kk. Kita bayar 90% dulu aj, pasti nyampe lah
tabungan kita kalau segitu kan?”
“Sip sip, ntar kk bilang ke A Su nya. Berarti Deal ya, bisnisnya”
Emang beginilah hubungan kami. Berawal dari sebuah kerjasama bisnis. Dan akhirnya
berkelanjutan. Kalau diingat-ingat sedikit lucu juga. Hhaha makanan kami
tinggal setengah dan obrolan kami masih tetap berlanjut.
“Eh, Ko. Emang ada yang ngikutin kita ya selama ni?”
“He?! Ngikutin gimana?”
“Ga, soalnya ga enak aja, ada something different” kutatap matanya
dengan saksama. Dan akhirnya berhasil dan dia pun menceritakannya.
“Haha, lu kayak kagak tau aj, Me. Kan cowok
kayak gue langka di sini. Haha makanya banyak yang nge-fans. Toh, anak-anak
pada taunya kalo KK ga ada hubungan dengan cewek, sampe-sampe mereka bilang gue
gay. The hell lah”
“Hahaha. Gay? Emang iya?”
“Hahaha, ga lah. Kalau gay gimana
bisa- ehm ga papa deh”
“Oh, jadi mereka selama ni ngikutin KK
buat cari tau, cewek mana yang deket dengan KK? Gitu?”
“Maybe.
Udah, ga perlu dipikirin lagi lah. Kanyak nya “masa bakti” mereka buat ngikutin gue dah expired. Haha. Lagian ga mungkin mereka ke sini, toh mereka ga tau
arah kalau di daerah sini”
Legah sudah hati ini, ternyata memang benar dugaanku. Melihat senyumannya,
dan tatapan matanya sudah berubah dari hari-hari kemarin.
“K, nonton mau ga?”
“nonton ap?”
“film lah, jangan sampe kayak kemarin
lagi, masa ngajak cewek nonton bola, ga mantab ah”
“hahaha, habis kalau kemarin kan "masa
bakti" mereka belum expired, jadi rada susah mau pergi-pergi. Jadi gue ajak aj
lu nonton bola, biar mereka kira lu Titi (adek cowok) gue. Okok, toh sekarang
bukan week-end, jadi bisa murah lah tiketny, semoga aja ada promo hehhe”
“Dasar pelit”
“bukan pelit, tapi hemat beb... hahha”
“what ever lah, ayo cabut”
“Eh, tunggu SMS kantornya dulu ya?”
Ok, boleh minta rekeningnya, buat transfer 80% nya
“Ayo Cabut Me! Udah sip nih!”
Jam sudah
menunjukkan pukul 8.30 malam waktu kami tiba di bioskop.
“K, mau nonton ap? Filmnya pada ga ngerti nih gue”
“cari yang penontonnya rame aj gimana? Haha”
“haha, dasar telo koe. Man In
Black aj gimana?”
“Snow White?”
“Madagascar?”
“Suit aj, yang menang yang nentuin. 5 kali menang ya?”
Sumpah kalau diinget kami kayak anak kecil aja di sana, buat nentuin film
aja harus makan waktu 15 menitan. Dan hasilnya kami menonton madagascar. A ko
pun mengantri membeli tiket, gue duduk diam menunggu alias gue engen ngadem
dulu.
“Kapan mulai k?”
“setengah Jam lagi. Jajan dulu yuk”
Kebiasaan kami selalu membawa makanan dan minuman dari luar, soalnya kalau
di dalam mahal semua. Hehe. 2 botol teh botol, dan sebungkus snak besar (tentu
kamu kempesin dulu tuh snack nya, biar ga makan tempat alias voluminus). Waktu memasuki
pintu bioskop, kami pun lolos dari pengawasan Pak Satpam. Kami merayakannya
dengan bersalaman dengan senyum kemenangan. Hahaha
Hubungan kami memang tidak terlihat seperti sepasang insan, melainkan
seperti saudar. Karena kami sama-sama cuek, kami memiliki kebiasaan yang mirip,
selalu mengangkat kaki ketika menonton, seperti duduk di warteg. Kan kursi di
sana empuk-empuk. Ga ada kata Ja-Im bagi kami, yang ada “Yang penting Hepi”.
Selama menonton kami masing-masing fokus ke layar dan tak terasa film pun
usai. Sudah jam 11 kurang.
“udah malem, Me. Pulang aja ya”
“Anterin ya”
“Ya, iya lah. Emang gue tega tinggalin lu di sini”
“bagus, bagus. Itu namanya cowok”
“dasar bocah”
11.30 gue sampai di kosan, pulang-pulang gue ketiduran. Tiba-tiba ada sms
masuk dan gue kebangun, ternyata dari A Ko.
“Me, ternyata gue besok ada
ujian coba”
“Hahaha, sekarang siapa yang telo? :P” balas gue.
“tapi ada bola, jadi males
belajar”
“mau gue temenin? Nonton bolanya?
Haha”
“ah, gampang lah, toh besok
ujiannya siang”
“dasar telo koe le. Hahah Smangat
y K!”
“J, malam”
Hari yang penuh dengan keindahan bagi ku. I’m still waiting for the next
meeting, or date? ^__^